TAKING HER HIJAB OFF

11:40 PM


This writing's driven by my confusion of some weird phenomena over the internet. If you know me from the very beginning, you know that I was a big fan of Dina Tokio. I do love her bubbly personality, a genuine one.

Dina Tokio adalah seorang fashion blogger (occasional fashion designer I would say) dan Youtuber yang dahulu dikenal melalui modest fashion atau hijab tutorial yang sering dia bagikan pada beragam platform yang dia miliki. Signature style Dina Tokio yang masih aku ingat pada saat itu adalah big head hijab style with a humongous scrunchie yang cukup booming di tahun 2010an. Literally humongous hijab style ever which give you kinda volumised hair but with a scarf on it. Hal lain yang tidak lepas dari identitas Dina Tokio adalah big pin yang dia pakai pada setiap hijab style. If I think about it now, it was so silly but it did look so good back then though. She's just so damn beautiful so she can pull off any hijab style. I did really adore her style, her beauty, her personality, her fashion style, ah just everything about her. I was a fan girl.

Hasil gambar untuk dina tokio

Tidak lama dari style tersebut, Dina kemudian mulai mengenalkan turban style yang cukup berbeda dengan turban style pada umumnya. Obviously she made it a little bit higher for her look. Sama seperti Dina, everyone's got their signature style, seperti Dian Pelangi, muslim designer Indonesia, dengan gaya turban yang dilengkapi inner ninja, dan Ascia, Kuwaiti-based blogger, dengan turban yang edgy dan wrap yang rendah dan sederhana.

Fenomena ini menggiring banyak perempuan muslim maupun non muslim tertarik untuk mempelajari hijab dan berakhir pada pemahaman terhadap Islam. Atau dengan kata lain hal ini juga mengikis islmaphobia yang cukup gencar pada saat itu. Jelas, itu hal yang cukup menggembirakan dan membuat aku pribadi pada kala itu persistent pada pilihanku untuk berhijab. They just brought us a new fresh air.

Hasil gambar untuk dina tokio

It was a hot trend yet it brought some controversy around the community. Muslim community started questioning about what the hijab rule should be. Hal ini berawal ketika Dina Tokio mulai memperlihatkan rambutnya dari waktu ke waktu. Berawal dari rambut bagian atas yang sedikit terlihat hingga tidak lagi menggunakan inner ninja untuk menutupi lehernya pada saat menggunakan turban. Tidak hanya Dina, hal mengejutkan serupa juga dilakukan oleh Ascia yang memperlihatkan tattoo pada beberapa bagian tubuhnya. Pada awalnya hal ini cukup mengagetkan, namun semakin lama hal ini menjadi wajar dimataku dan mungkin beberapa orang lainnya. 

Common reason yang sering digunakan dalam balasan komentar yang menjelaskan bahwa apa yang mereka bagikan salah adalah: "Rata-rata orang yang mengomentari hal tersebut adalah pria. Apakah pria muslim juga sudah memikirkan hal tersebut pada dirinya sendiri? Bahwa pria tidak boleh menggunakan emas, tidak bolah potong rambut dengan gaya skin fade, dsb. Cukup lucu bahwa itu tidak direfleksikan pada dirinya sendiri. Hijab lebih dari sekedar scarf di kepala. Konsep hijab itu luas dan mencakup hijab personality as a moslem..."

Komentar seperti itu muncul selama 6-7 tahun lebih dan masih berlanjut hingga saat ini. I was positioning myself as objective as possible to see this issue. Di sisi orang yang berkomentar hal ini sebenarnya baik, yaitu untuk mengingatkan, tetapi beberapa orang menganggapnya cukup mengganggu dan seperti menyerang Dina di depan umum. They assumed that it would be better if they send her a message privately to make it polite. Dina terkesan bertingkah defensif dengan menegaskan bahwa moslem influencer bukan sebutan yang ia usung, tetapi muncul karena labelling dari masyarakat pada awalnya. It bothered me a lot to be honest. Hingga pada suatu titik dimana dia didekati oleh seorang pria di tube dan diingatkan bahwa apa yang dia pakai tidak sesuai ajaran islam. She felt offended and explained it on YouTube which it made me shaking my head. Bagiku tidak ada yang salah dengan mengingatkan. Beberapa mendukungnya dan beberapa yang lain mulai memberikan kritik terhadap Dina. Me? From deep down of my heart I know she's wrong, but I kinda act indifferent with the situation even though i was truly sad with her statement. 

She's gradually showing her hair and her skin. Now, she completely takes her hijab off...


Langkah ini kemudian diikuti oleh Ascia beberapa waktu lalu. Banyak orang berspekulasi terkait hal ini yang mana hate comments pun menjadi sangat jelas terlihat di seluruh comment section social media platform yang dia miliki. Sesaat sebelum memposting dirinya tanpa menggunakan hijab, Dina sempat mengunggah IG story yang menjelaskan bahwa "hijabi community is starting to become a toxic cult. The obsession and entitlement is appalling.. I'm out" yang mana hal ini terdengar seperti kejenuhan atas labelling masyarakat terhadap dirinya yang terus menuntut influencer responsibility yang perlu dia emban. Everyone criticizes everything. She constantly receives slanders and insults from the community for over 10 years. I'm torn.

Perspektifku terhadap Dina telah berubah cukup drastis. She is wrong, yet she can do whatever she wants. Satu hal yang perlu dipahami bahwa imaan is a fragile thing. Bagaimanapun hate comments dan online bullying bukanlah hal yang dapat dibenarkan. Melalui tulisan ini, aku pribadi tidak berniat untuk menyalahkan salah satu pihak. Sebaliknya, tulisan ini adalah pengingat bahwa mengidolakan seseorang secara berlebihan adalah salah. Enough is enough. Don't let their action impact your own. Everyone has their own unique struggle with their faith. Including you whoever read this writing.

- DAS -

You Might Also Like

0 comments